ROKOK juga HARAM....
Polemik seputar Fatwa MUI masih menjadi topik hangat di kalangan masyarakat. Di berbagai milis, terjadi perdebatan diantara anggota milis. Bahkan Pak SBY juga dibuat pusing dengan fatwa MUI yang melarang doa bersama. Padahal sebagai kepala negara dari sebuah negara yang berbhinneka, dia harus mengikuti kegiatan kenegaraan yang kadang-kadang berlainan dengan keyakinan (agama) beliau.
Fatwa MUI membuat kebanyakan orang bingung termasuk umat Islam itu sendiri. Tapi bagi aku, fatwa-fatwa MUI itu tidak terlalu aku pikirin. Maklum fatwa-fatwa yang belum lama dikeluarin tidak terlalu menyentuh kehidupanku, tidak pernah hadir dalam pikiranku. Mungkin karena terlalu "dangkal" pemahamanku tentang agama. Aku sendiri yakin, tidak semua umat Islam mengikuti setiap Fatwa yang dikeluarkan MUI.
Entah sudah pernah dikeluarkan atau belum tentang fatwa pengharaman ROKOK oleh MUI, bagi aku rokok adalah jelas-jelas HARAM. Haram untuk agama dan haram untuk masyarakat. Bagaimana tidak haram, rokok sama sekali tidak ada manfaatnya sama sekali. Dihisap gak bikin kenyang, dibakar bikin polusi, asapnya bikin tetangga non smoker berang, buang-buang duit. Dan lagi... "merokok dapat merugikan kesehatan dan merusak janin". Anehnya, jumlah pecandu rokok bukannya berkurang tapi malah bertambah dari waktu ke waktu. Anak-anak sekolah yang merasa "sudah gedhe" gak PD kalo belum merokok. Gak dianggap dewasa kalo belum merokok. Tidak salah kalo di negeri ini menjamur pabrik-pabrik rokok skala kecil dan besar. Tidak salah pula jika Phillip Morris (perusahaan rokok pembuat Marlboro) membeli perusahaan rokok HM Sampoerna yang sudah punya market cukup besar di Indonesia. Pertanyaannya, adakah diri kita sendiri berani menyatakan bahwa ROKOK adalah HARAM tanpa menunggu MUI mengeluarkan (menegaskan) fatwanya?!?
Sering kita melihat orang-orang merokok di tempat umum. Di dalam bis, di pusat perbelanjaan, di rumah makan/restoran atau di jalanan. Di masjid atau mushola-pun ada saja yang merokok. Bahkan di tempat-tempat umum yang sudah tertera label "DILARANG MEROKOK" juga tidak sepi perokok. Tidak bisa membacakah mereka para perokok? Pasti bisalah.... hanya mereka pura-pura tidak tau saja kali.
No Smoke, No Drugs, No Free Sex!!!! It's Me...... :-)
<< Home