Saturday, July 02, 2005

Khayalan Tingkat Tinggi...

Kata orang "Gantungkan cita-citamu setinggi bintang di langit". Nah, aku juga nggak mau ketinggalan buat menggantungkan cita-citaku "setingkat lebih tinggi" dari bintang di langit. Rasanya nanggung kalo cuman ngikutin kata orang, sama-sama setinggi bintang di langit. Tinggian dikit dong!!!

Nah, belakangan ini aku banyak berkhayal jadi wirausahawan. Sebenarnya bukan khayalan baru sih, tapi jauh sebelum aku keluar dari sekolah aku sudah berkhayal seperti ini. Boleh dibilang, ini khayalan lanjutan. Istilah sinetronnya episode, kalo di olah raga bisa ronde ato babak :D Terserah orang mau mengistilahkan apa. Yang jelas, ini bukan khayalan baru.

Dulu sebelum aku menyelesaikan sekolah di sebuah SMK Negeri di Jogja, aku sudah "ancang-ancang" untuk merintis usaha mandiri. Beberapa buku keterampilan aku beli di bekas Shopping Center, diantaranya buku beternak Mina Ayam, beternak bebek, beternak burung puyuh, menanam cabe dan satu buku lagi lupa judulnya. Yang lebih keren, ada buku keterampilan bikin miniatur pesawat dari kayu dan reparasi peralatan elektronik. Kalo reparasi sepeda, aku sudah biasa memperbaiki sepeda sejak SD.

Khayalanku tertunda ketika aku ditawari kursus komputer + belajar nyetir mobil di Jogja. Memang kedua keterampilan itu nggak ada ruginya buat aku, nyatanya dulu sebelum aku hijrah ke Jakarta aku sudah jadi sopir pribadi. Jadi sopir bribadi ternyata capek bin melelahkan, apalagi keterampilan nyetirku juga gak begitu bagus. Kalo sopir profesional mundurin mobil tinggal liat kaca spion, kalo aku kudu ngeluarin kepalaku. Kalo cuaca pas panas ya kepanasan, kalo pas hujan jelas basah. Trus soal keterampilan komputer alhamdulillah nggak ngecewain banget. Setidak-tidaknya program-program perkantoran gak kaku-kaku amat, ngetik juga gak 11 jari (maklum jariku cuman 10), program multimedia dan internet juga bisa, bongkar komputer bisa... pasang komputer juga sanggup. Kalo pemrograman, ampun deh... tobatttt!!! Padahal dulu waktu kursus justru pemrograman jadi pelajaran utama. Mungkin karena males belajar, jadinya logikaku gak jalan.

Sebenarnya yang lebih tragis keterampilan yang aku dapat dari bangku sekolah. Bayangin saja, aku sekolah di bidang permesinan tapi nggak pernah pegang mesin. Sayang banget kan!!! Keenakan di depan komputer sih, gak kepanasan dan kehujanan, gak bakalan kotor oleh oli dan gemuk. Benar-benar melenakan. Padahal dulu waktu aku ujian kopetensi nilaiku cukup bagus lho (sombong dikit gak apa-apa kan?!?). Dan perlu diketahui juga, niatku masuk sekolah kejuruan juga karena punya pikiran gini, kalo nggak bisa diterima kerja di perusahaan, bisa bikin usaha sendiri. Artinya, sebelum lulus SMP-pun aku sudah punya angan-angan buat wirausaha.

Sekarang statusku jadi pengangguran. Khayalanku kembali muncul di benakku dan semakin kuat dengan provokasi dari buku-buku dan situs-situs penyebar virus entrepreneur (wirausaha). Niat cari kerja terhenti seketika, apalagi tadi aku baca di www.kompas.com bahwa PT. Sanyo Indonesia akan berhenti beroperasi alias tutup dan 10.000 karyawannya di seluruh dunia bakalan di PHK. Sebelumnya PT. Sony juga memindahkan pabriknya ke Malaysia dan beberapa bulan yang lalu 14 perusahaan asing yang beroperasi di P. Batam juga hengkang karena tingginya pajak yang harus dibayar. Berarti aku nggak sendirian jadi pengangguran, ribuan bahkan jutaan pengangguran dan calon pengangguran (biasanya musim kelulusan banyak pencari kerja) menjamur. Lapangan kerja semakin sedikit, yang cari kerja justru yang banyak. Kesannya ngeri banget memang, tapi itu adalah fakta nyata.

Berkaca diri bahwa aku juga seorang pengangguran sebenarnya bisa aku hapus saat ini juga. Mantan Boss-ku masih mengharapkan aku kerja di tempatnya. Tapi aku menolaknya, aku memang nggak ada niat sama sekali buat kembali bekerja padanya. Sebenarnya dari segi gaji, cukup lumayan. Apalagi aktivitas kantornya boleh dibilang nggak padat, banyakan ngurusin urusan pribadi boss. Tapi justru karena itulah aku nggak betah, aku jadi dekat dengan boss membantu dia menyalurkan hobi "nguprex" komputer. Boleh dibilang aku perpanjangan tangan boss. Urusan komputer semua aku, mulai dari beli yang bertele-tele dengan orang toko sampai ikut bantuin pasang komputernya hingga nyala. Mending kalo dikerjainnya jam kantor (jam 09:00 - 17:00), kadang sampai larut malam. Gimana nggak cape!!!

Dengan alasan itulah aku mengundurkan diri. Sebelum aku mengundurkan diri, aku pernah bilang sama temanku bahwa aku nggak butuh surat keterangan kerja dari kantor ini. Aku pernah bilang sama dia kalo aku nggak akan ngelamar kerja lagi. Cukup di sini saja aku kerja untuk orang lain, kalo bisa merintis apa yang pernah menjadi cita-citaku "Wirausaha" meskipun harus bergumul dengan lumpur, bermandikan terik mentari dan hujan. Usaha kecil nggak apa-apa. Kata orang "besar itu awalnya dari hal-hal kecil". Tapi aku nggak mau kalo hanya kecil, aku masih bisa berkhayal untuk jadi besar. Mimpi-mimpiku pun juga harus besar.

Jadi, mulai saat ini aku nggak mau membatasi khayalan dan mimpi-mimpiku. AKU PASTI BISA!!!