The way of my life...
Makin hari makin gak jelas nih jalan hidupku. Gonjang-ganjing gak tentu arah. Status masih gak berubah "pengangguran". Biar gitu, aku masih termasuk pengangguran "bahagia" karena ternyata di luar sana masih banyak sekali pengangguran yang kurang "bahagia". Biasanya pengangguran kurang bahagia gini sudah punya tanggungan alias sudah berkeluarga.
Sebenarnya aku bukan orang yang "bahagia" banget. Semenjak aku keluar kerja, aku nggak bisa lagi "NABUNG". Sebelumnya setiap kali aku terima gaji... minimal separoh gajiku aku tabung biarpun nantinya juga bakalan susut karena diambilin terus lewat ATM. Pernah juga aku akalin biar uang tabungan nggak aku ambilin pake ATM. Caranya aku buka rekening di kampung, buku tabungan aku tinggal di kampung. Di Jakarta aku bisa setor tapi gak bisa ambil. Hingga pada akhirnya, tabungan yang sudah terkumpul harus aku relakan buat pernikahan kakakku. Terakhir di tabunganku tinggal tersisa 100 ribu saja.
Saat ini aku hidup dari hasil kerja part time (kerja nggak menetap) benerin komputer orang dan kantor. Hasilnya lumayan meski nggak tiap hari ada job. Tapi sesungguhnya model kerja seperti inilah yang aku harapkan. Kalo datang ada hasil, kalo gak datang gak dapet apa-apa. Tawaran kerja dari beberapa teman dan relasi sebenarnya ada, tapi aku masih ragu-ragu untuk mengambilnya. Aku terlanjur menikmati kerja part time-ku yang sebelum aku keluar dari kantorku sudah menjadi kerja sampinganku.
Kalo dipikir-pikir, jenis pekerjaan apapun bagiku nggak ada masalah asal aku mampu. Gaji-pun aku nggak menetapkan tinggi-tinggi amat, minimal sama dengan gajiku sebelumnya (gaji sebelum keluar kerja). Yang terpenting aku nggak terikat; terikat kontrak, terikat aturan, terikat waktu, dsb. Yang terakhir inilah yang sebenarnya gak disukai orang/perusahaan, mana ada sih perusahaan nggak punya aturan?!? Mau kerja ya mesti ngikutin prosedur perusahaan. Sampe-sampe temenku harus merelakan rambut kesayangannya yang gondrong dipotong pendek gara-gara kena SP dari tempatnya bekerja. Hehhehee...
Seingatku, selama aku kerja di kantorku dulu.... hanya di awal-awal kerja saja aku tampil rapi. Selebihnya aku cuman pake kaos/baju yang gak pernah dimasukin, celana jeans atau celana gunung (celana yang banyak kantong-nya) dan pake sepatu cat atau sandal. Waktu ngelamar kerja di Menteng, gak jauh-jauh amat dari penampilan seperti itu. Sekarangpun juga begitu, nggak berubah sama sekali. Bisa lebih parah barangkali :)
Jadi,....
Biarkan aku yang memilih... kalo cocok aku ambil, gak cocok aku tinggal (take it or leave it)
<< Home