Iblis Jalanan
Setiap kali jalan pake motor, pada saat itulah naluri IBLIS-ku timbul. Bukan cuma aku saja iblis jalanan gentayangan, ke-IBLIS-anku timbul karena iblis-iblis jalanan lainnya.
Ingat dulu waktu di Jogja, pake helm cakil (bukan helm standar), gak pake spion, lampu sign gak hidup, bahkan speedo meter gak normal saja bisa kena tilang. Beda dengan di Jakarta dan sekitarnya, pake motor lebih santai.... tapi juga lebih beringas. Santainya, kita gak pake helm standar (di Jakarta Pusat sepanjang Jl. Gunung Sahari bebas berkendara tanpa memakai helm), gak ada lampu sign, plat nomor ilang separo, gak ada spion masih bisa melenggang nyaman di jalanan. Kena tilangnya kalo pas jalan sendirian, kalo rame-rame polisi gak bakalan nilang. Bringasnya, aturan berkendara gak berlaku. Semua rambu dan marka jalan sekedar aksesori. Kalo diprosentase, kira2 90% pengendara (terutama pengendara sepeda motor) pasti melanggar peraturan di jalan. Dari 90% itu, mewakili semua lapisan dan golongan masyarakat. Ada polisi, ada guru, ada karyawan, ada pedagang, ada pelajar, ada kyai... pokoknya semua. Polisi boleh menilang, tapi dia juga boleh melanggar. Guru boleh mengajar tata krama di sekolah, tapi di jalanan jangan harap apa yang diajarkan kepada murid-muridnya akan dia terapkan. Begitupun dengan kyai dan ahli agama, di Masjid mereka bisa bilang "nggak sholat itu dosa", tapi di jalanan mereka nggak akan pernah bilang "melanggar peraturan lalu lintas itu dosa".
Bagi anda-anda yang merasa pengen menegakkan peraturan lalu lintas, berpikirlah sejenak. Sekiranya anda ketemu lampu merah, dalam jarak 100 meter sebaiknya mengurangi kecepatan. Lebih bagus lagi kalo berhentinya paling belakang dari barisan kendaraan lain yang berhenti pada saat lampu merah menyala. Kalo berhentinya di paling depan tepat di belakang garis Stop, anda gak bakalan kuat iman buat mematuhi peraturan lalu lintas. Bunyi klakson kendaraan di belakang anda bakalan menggoyahkan iman anda untuk tetap berhenti di belakang garis stop. Kalo ngotot tetap berhenti di belakang garis stop, ocehan dan umpatan dari pengendara di belakang anda bakalan anda terima. Kalo gak mau diumpat, kasih jalan pengendara di belakang anda biar bisa maju dengan cara menepi. Bisakah anda menepikan motor anda pada saat lalulintas padat tanpa melintas garis stop? Rasanya gak mungkin. Pada saat itulah anda sudah menjadi bagian dari "IBLIS" jalanan.
Dj