One world, one earth, one responsibility
Hari ini cuaca kurang bersahabat. Terik mentari yang begitu menyengat dan suhu udara yang begitu panas ditambah lagi debu jalanan yang beterbangan di mana-mana membuat badan menjadi gerah. Aku yang hari ini gantiin karyawan yang dapet jatah libur harus mondar mandir dari lantai atas ke bawah cuman buat cari udara segar, selain juga bersihin debu jalanan yang mengotori lantai bawah warnetku.
Di depan warnet, air got meluap membanjiri sebagian ruas jalan di perumahan. Aneh, musim kemarau gini air sungai bisa meluap. Air yang berlimpah ini aku pakai buat nyiram jalan depan warnetku yang tidak terkena air luapan dengan maksud mengurangi debu beterbangan.
Luapan air ini sebenarnya karena saluran air yang tersumbat. Kepedulian warga akan kebersihan saluran air sangat kurang. Kebiasaan buang sampah sembarangan juga menjadi penyebab mampatnya saluran air. Meskipun sama-sama warga negara Indonesia, tapi aku heran dengan kebiasaan orang-orang yang buang sampah sembarangan. Harusnya mereka mikir, ada tukang sapu karena ada sampah. Setahu aku, bapak-bapak tukang sapu lebih banyak menyapu sampah hasil industri (kertas, plastik dsb) dari pada sampah alam (daun, ranting dsb).
Kepedulian akan kebersihan lingkungan, kelestarian dan keseimbangan alam adalah tanggung jawab kita bersama. Bumi, langit dan isinya adalah ciptaan Tuhan dan Tuhan tidak sekali-kali merusak hasil ciptaan-Nya kecuali manusia memancing Tuhan untuk menumpahkan murka-Nya.
<< Home