Thursday, February 24, 2005

Telepon dari ANZ Bank

Pernah suatu hari aku terima telpon dari orang ANZ Bank. Pertamanya dia nyari Trisya Aprita - bekas teman kantorku. Tapi karena aku bilang orangnya sudah resign cukup lama, akhirnya dia malah ngobrol ngalor ngidul sama aku.

ANZ : "Pak, ada Ibu Trisya Aprita"
Aku : "Nggak ada mbak, orangnya sudah resign", jawabku dengan memanggil dia Mbak.
ANZ : "Oh, gitu ya?!?"
Aku : "Ada perlu apa ya Mbak nyari Trisya?"
ANZ : "Nggak, saya cuman mau nawarin kartu kredit (Credit Card). Bapak sudah punya kartu kredit?", dia tanya ke aku.
Aku : "Wah, saya nggak berminat bikin tuh."
ANZ : "Kenapa?"
Aku : "Saya nggak pengen punya hutang"
ANZ : "Sudah banyak duit ya Pak?. Trus sampai kapan bapak nggak berminat untuk tidak memiliki kartu kredit?"
Aku : "Sampe tua", jawabku tegas.
ANZ : "Punya kartu kredit itu enak lho pak, bisa dipake belanja di mana-mana?", kata dia setengah promosi.
Aku : "Wah, saya nggak pengen punya mbak, saya nggak pengen nanggung utang"
ANZ : "Ya sudah deh Pak, terima kasih"

Begitulah kira-kira percakapanku dengan orang ANZ Bank hari itu. Aku memang tidak berminat punya kartu kredit. Pengalaman yang aku liat dari teman-teman yang punya kartu kredit, mereka tiap bulan dikejar-kejar tagihan dari bank. Pada awalnya mereka senang bisa memiliki kartu kredit dengan mudah. Namun tidak pernah berpikir bahwa sebenarnya itu adalah cara bank agar mereka selalu berhutang.

Jadi ketahuilah bahwa anda memiliki kartu kredit berarti anda punya kesempatan untuk menimbun hutang.