Monday, December 20, 2004

Ma'afkan aku nak...

maafkan aku telah memarahimu tadi malam, nak...
hanya karena engkau menumpahkan setengah gelas susu
yang aku paksakan harus kau minum sebelum tidurmu
agar sehat, kuat dan cepat pertumbuhan badanmu
agar otakmu cerdas dan engkau kelak berhasil jauh melebihi aku...

maafkan aku telah berlaku kasar padamu tadi malam, nak...
aku tak rela engkau terlalu banyak bersenda gurau dengan temanmu
aku tidak mau engkau terlalu asyik bercanda dengan adikmu
aku mau engkau serius mengerjakan pe-er dan tugas dari guru
aku mau engkau berkutat dan tak pernah lepas membaca buku...

maafkan aku tak sempat menciummu pagi ini, nak...
aku terlalu sibuk dan terburu-buru,selepas sholat shubuh atau setelah doapagi,
menyalakan televisi memeriksa email di komputer sambil mendengarkan berita terkini
memanaskan mobil sambil sedikit melirik koran pagi
aku cuma sempat menghirup seteguk kopi, bahkan tanpa roti...

maafkan aku tak sempat memelukmu pagi ini, nak...
waktuku tidak cukup untuk urusan remeh-temeh seperti itu
waktuku sudah cukup terkuras untuk urusan yang lebih penting dan produktif
waktuku hanya cukup untuk bisnis, meeting, appointment, tennis dan seminar interaktif
waktuku tak pernah cukup, bahkan untuk diriku sendiri....

maafkan aku tak sempat menemani jelang tidurmu malam ini, nak...
kita sudah jarang sholat maghrib dan isya' berjamaah
atau berdoa malam saat menjelang tidur
kita tak pernah lagi bercengkerama sambil menonton film kartun kesukaanmu
aku tak pernah lagi mendongeng sembari melihat wajahmu yang sumringah
dan kita tak sempat lagi berdoa bersama: bismika allaahumma ahya wa
bismika amuutu...
atau Ya Tuhan terima kasih atas rejeki yang kau berikan dan keselamatan atas
keluarga kami..

maafkan aku telah mencerabut engkau dari dunia kecilmu, nak...
dan memaksa engkau terlalu cepat dewasa dengan tanganmu yang masih sangat mungil,
aku terlalu cepat mengajarimu berkompetisi agar kamu terus unggul
dan berprestasi dengan pikiranmu yang masih sangat bening,
aku terlalu cepat mengajarimu trik menjawab persoalan agar nilai
matematikamu selalu diatas delapan dengan hatimu yang belum
terkontaminasi, aku terlalu cepat mengajarimu metode membela diri
dari gangguan orang jahat dan pedophili...

maafkan aku telah menjauhkanmu dari ghirah, nilai2 dan nuansa keagamaan nak...
kusangka tunai tugasku dengan sekadar mengimbuhkan nama junjungan kita di-tengah2 namamu
kukira lepas tanggung jawabku dengan telah memilihkan sekolah favorit untukmu
aku tidak menduga bahwa engkau lebih fasih mendendangkan lagu 'jamrud' daripada surat al-kautsar atau lagu-2 rohani
aku tak mengira engkau lebih mengidolakan keperkasaan 'smack-down' daripada
sahabat Umar... atau hamzah, atau rasul

padahal aku mendambakan sosok Ismail kecil dalam ucapanmu, sosok Ibrahim belia
dalam pemikiranmu, sosok Yusuf muda dalam kecerdasanmu,
dan sosok tauladan Muhammad atau Isa dalam perilakumu....

maafkan aku, nak...
kurasa lebih baik engkau tidak mengetahui doaku yang masih belum tepat waktu
kurasa lebih baik engkau tidak melihat luapan marahku yang sesekali kutumpahkan
pada ibumu kuharap engkau tidak perlu menikmati sebagian hartaku yang rada'abu-abu'
agar tak rusak akhlakmu, agar tak tergores hatimu, agar tak mengalir darah haram
ditubuhmu...

ya Allah, Ya Tuhan-ku tumbuhkan anakku menjadi anak yang qurrata a'yuni ,
dan anak yang saleh dan menjadi imam bagi orang2 yang bertakwa...