Thursday, February 24, 2005

Telepon dari ANZ Bank

Pernah suatu hari aku terima telpon dari orang ANZ Bank. Pertamanya dia nyari Trisya Aprita - bekas teman kantorku. Tapi karena aku bilang orangnya sudah resign cukup lama, akhirnya dia malah ngobrol ngalor ngidul sama aku.

ANZ : "Pak, ada Ibu Trisya Aprita"
Aku : "Nggak ada mbak, orangnya sudah resign", jawabku dengan memanggil dia Mbak.
ANZ : "Oh, gitu ya?!?"
Aku : "Ada perlu apa ya Mbak nyari Trisya?"
ANZ : "Nggak, saya cuman mau nawarin kartu kredit (Credit Card). Bapak sudah punya kartu kredit?", dia tanya ke aku.
Aku : "Wah, saya nggak berminat bikin tuh."
ANZ : "Kenapa?"
Aku : "Saya nggak pengen punya hutang"
ANZ : "Sudah banyak duit ya Pak?. Trus sampai kapan bapak nggak berminat untuk tidak memiliki kartu kredit?"
Aku : "Sampe tua", jawabku tegas.
ANZ : "Punya kartu kredit itu enak lho pak, bisa dipake belanja di mana-mana?", kata dia setengah promosi.
Aku : "Wah, saya nggak pengen punya mbak, saya nggak pengen nanggung utang"
ANZ : "Ya sudah deh Pak, terima kasih"

Begitulah kira-kira percakapanku dengan orang ANZ Bank hari itu. Aku memang tidak berminat punya kartu kredit. Pengalaman yang aku liat dari teman-teman yang punya kartu kredit, mereka tiap bulan dikejar-kejar tagihan dari bank. Pada awalnya mereka senang bisa memiliki kartu kredit dengan mudah. Namun tidak pernah berpikir bahwa sebenarnya itu adalah cara bank agar mereka selalu berhutang.

Jadi ketahuilah bahwa anda memiliki kartu kredit berarti anda punya kesempatan untuk menimbun hutang.

Sunday, February 13, 2005

Wanita, Cinta dan Naluri Seks dalam Tinjauan Islam

Realiti yang ada pada generasi muda muslim pada masa sekarang ini, secara mayoritas sedang terbuai dengan ribuan jaring kemungkaran modernisasi, seperti perzinaan dengan berbagai modelnya, namun justru ia sering dijadikan standar kemajuan dan globalisasi.

Seks yang merupakan fitrah dan karunia Allah Ta'ala berubah fungsi menjadi ajang komoditi mencari keuntungan sebesar mungkin. Norma-norma yang berlaku di dalam tata kehidupan tidak lagi menjadi pegangan. Pupusnya rasa malu kaum Hawa terlihat pula dari turut andilnya mereka menanam saham kebatilan di bidang sandang. Model-model pakaian yang dililitkan ke tubuhnya sudah begitu jauh dari tuntunan syari'at.

Padahal Allah Ta'ala berfirman: "Hai Nabi! Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anakmu yang perempuan dan orang-orang perempuan yang beriman, supaya mereka menutup tubuhnya dengan jilbab, yang demikian itu supaya mereka lebih dikenal, karena itu supaya mereka tidak diganggu, dan Allah itu Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (Al-Ahzab: 59). Bila ayat ini masih dianggap belenggu yang merantai kebebasan kaum Hawa, maka dapatlah dipastikan, hujan birahi pun tak kan terelakkan, hingga dengan mudahnya kita saksikan jutaan perempuan bergentayangan di jalan-jalan, dan mempersilakan auratnya disapu mata sembarang orang. Padahal Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam riwayat Imam Muslim bersabda, artinya: "Mereka tidak akan masuk Surga dan tidak akan mencium wangi Surga, padahal wangi Surga itu tercium sejauh perjalanan sekian dan sekian." Sebab meskipun berpakaian, pada hakikatnya mereka telanjang. Ironinya, setiap hari kita selalu dihadapkan kepada permasalahan di atas, yaitu urusan kelamin (seksualitas).

Kemana-mana kita terganggu oleh rayuan perempuan, wajahnya, lenggak-lenggoknya, suaranya, semuanya penuh magnit dan daya tarik. "Dijadikan indah pada pandangan manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu; wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah lah tempat kembali yang baik." (Ali Imran: 14). Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, artinya: "Tidaklah ada suatu cobaan yang terjadi sepeninggalku yang lebih berbahaya bagi kaum laki-laki, yang melebihi bahayanya cobaan yang berhubungan dengan soal wanita". (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah dalam kitabnya Raudhatul Muhibbin wa Nuzhatul Musytaqqin menyatakan, ada tiga faktor yang menyebabkan tumbuhnya perasaan cinta, iaitu:

1.Sifat-sifat yang dimiliki oleh seseorang yang membuat ia dicintai oleh kekasihnya.

2.Perhatian sang kekasih terhadap sifat-sifat tersebut.

3.Pertautan antara seseorang yang sedang jatuh cinta dengan orang yang dicintainya.

Dengan kelengkapan ketiga faktor cinta yang dikemukakan oleh Ibnul Qayyim tersebut, maka terbuktilah tali percintaan, dan akan menjadi lemah jika terdapat kekurangan dari ketiga faktor itu. Hal ini diakui oleh Islam dan oleh semua pihak yang menentang Islam. Tapi Islam membedakan antara cinta dan seks sebagai nafsu. Cinta adalah mawaddah wa rahmah, sedang nafsu seks sebagai naluri adalah nafsu syahwat. Keduanya hanya bisa bersatu dalam perkawinan, karena berseminya cinta yang terjadi sesudah pernikahan adalah cinta yang dijamin oleh Allah Ta'ala, sebagaimana tercantum dalam surat Ar-Rum ayat 21, artinya: "Dan di antara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikannya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir."

Dari ayat di atas dapat kita simpulkan, bahwa Islam tidak mengenal percintaan sebelum perkawinan yang sah, apalagi dengan pengumbaran nafsu syahwat, sehingga menjadi naluri dan cenderung mengajak pada perbuatan-perbuatan yang mengundang murka Allah Ta'ala, sebagaimana telah termaktub dalam Surat Yusuf ayat 53, artinya: "Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." Ibnul Qayyim berkata: "Hubungan intim tanpa pernikahan adalah haram dan merusak cinta, malah cinta di antara keduanya akan berakhir dengan sikap saling membenci dan bermusuhan, karena bila keduanya telah merasakan kelezatan dan cita rasa cinta, tidak bisa tidak akan timbul keinginan lain yang belum diperolehnya." "Bohong!", itulah komentar sinis mereka guna membela nafsu syahwatnya, untuk melegimitasi percintaan secara haram. Bahkan lebih parah lagi, mereka berani bersumpah, cinta yang dilahirkan bersama sang kekasih adalah cinta suci, bukan cinta birahi dan syaithani.

Padahal yang dijaga dalam Islam bukanlah semata-mata perihal kepemudaan, kegadisan dan selaput dara saja, tetapi lebih dari itu, kesucian mata, telinga, hidung, tangan, kaki dan sekujur anggota tubuh. Bahkan kesucian hati juga wajib dijaga. Zinanya mata adalah berpandangan dengan bukan mahramnya, zinanya hati adalah membayangkan dan mengkhayal, dan zinanya tangan adalah menyentuh tubuh wanita yang bukan mahramnya. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Telah ditulis atas anak Adam bagiannya dari hal zina yang akan ditemui dalam hidupnya, tidak bisa tidak. Zinanya mata adalah melihat, zinanya telinga adalah mendengar, zinanya kaki adalah berjalan, dan zinanya hati adalah keinginan dan berangan-angan, dan semua itu dibenarkan atau didustakan oleh kelaminnya." (HR. Muslim dari Abu Hurairah). Namun jaring-jaring cinta di luar perkawinan telah meninabobokkan manusia dalam tali asmara. Asmara yang bergejolak menuntut keintiman dan kesyahduan, sehingga cinta buta menjadi mahar yang menghalalkan hubungan kelamin kisah kasih dua insan yang berlainan jenis. Untuk itu dalam menghadapi semua ini, hendaklah kita senantiasa berpedoman pada aturan-aturan yang telah ditetapkan oleh Islam, di antaranya adalah:

A. Menjaga Pandangan Mata

Memelihara mata cukuplah dengan menundukkan pandangan bila ada pria atau wanita yang bukan mahramnya, dan jangan memandangnya berulang-ulang. Hal ini diatur oleh Allah dan RasulNya agar kita dapat mengendalikan mata sebagai panca indera yang sangat peka terhadap seks. Allah Ta'ala berfirman, artinya: "Katakan-lah kepada orang-orang yang beriman agar mereka menundukkan sebagian dari pandangan mata (terhadap wanita) dan memelihara kemaluan mereka. Yang demikian itu lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang mereka kerjakan, dan katakanlah kepada wanita yang beriman, hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya kecuali yang biasa nampak daripadanya." (An-Nur: 30-31). Tapi ada pula memandang untuk suatu keperluan yang diperbolehkan, seperti dalam pengobatan, peminangan dan segala sesuatu yang telah disyari'atkan dalam Islam. Sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits, artinya: "Dari Mughirah bin Syu'bah, bahwa ia hendak menikah dengan seorang wanita, Nabi bertanya, 'Sudahkah kamu melihatnya?', 'Belum', jawabnya, lalu Nabi bersabda, 'Lihatlah ia, sesungguhnya dengan melihatnya lebih menenteramkan hati kamu berdua'." (HR. An-Nasa'i, Ibnu Majah dan At-Tirmidzi).

B. Menjauhi Pergaulan Bebas

Pergaulan bebas pasti menimbulkan hal-hal negatif yang tidak diinginkan. Hal ini bisa dilihat di barat, yang meng-agungkan kebebasan dalam segala hal, termasuk dalam seks. Kini mereka menjerit, angka perceraian sangat tinggi, setiap menit terjadi tindak perkosaan dan pranata pernikahan diragukan, terjadilah dekadensi moral dan tersebar berbagai penyakit kelamin. Allah Ta'ala membuat rambu-rambu pergaulan laki-laki dan wanita yang bukan mahramnya dalam firmanNya: "Dan janganlah kalian mendekati zina, sesungguhnya zina itu suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk." (Al-Isra': 32). Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, janganlah ia bersunyi sepi berduaan dengan wanita yang tidak didampingi mahramnya, karena yang menjadi pihak ketiganya adalah syaitan." (HR. Ahmad). Apalagi halnya sampai bersentuhan dengan lawan jenis yang bukan mahramnya. A'isyah radiallahu anha berkata: "Tangan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak pernah sama sekali menyentuh tangan perempuan di dalam bai'at, bai'at Rasulullah dengan mereka adalah berupa ucapan." (HR. Al-Bukhari). (Abu Abbas).

Saturday, February 12, 2005

Andainya Cinta itu hendak diberi....

Kasih manusia sering bermusim, sayang manusia tiada abadi. Kasih Tuhan tiada bertepi, sayang Tuhan janjiNya pasti" Itulah sedikit dari bait2 lagu Raihan. Lantaran kasih manusia yg sering bermusim dan sayangnya yg tak kekal lama, kita perlu sentiasa berwaspada terutamanya dlm memilih pasangan. Andainya sikit drpd cinta itu hendak diberi pada seseorang yg boleh digelar suami, pilihlah seorang lelaki yang...

1-Kuat agamanya.
Biar sibuk macamana, solat fardu tetap terpelihara. Utamakanlah pemuda yg kuat pengamalan agamanya. Lihat saja Rasulullah menerima pinangan Saidina Ali buat puterinya Fatimah. Lantaran ketaqwaannya yg tinggi biarpun dia pemuda paling miskin.

2-Baik akhlaknya.
Ketegasannya nyata tapi dia lembut dan bertolak-ansur hakikatnya. Sopan tutur kata gambaran peribadi dan hati yang mulia. Rasa hormatnya pada warga tua ketara.

3-Tegas mempertahankan maruah.
Pernahkah dia menjengah ke tempat2 yang menjatuhkan kredibiliti dan maruahnya sebagai seorang Islam.

4-Amanah
Jika dia pernah mengabaikan tugas yang diberi dengan sengaja ditambah pula salah guna kuasa, lupakan saja si dia.

5-Tidak boros
Dia bukanlah kedekut tapi tahu membelanjakan wang dengan bijaksana. Setiap nikmat yang ada dikongsi bersama mereka yang berhak.

6-Tidak liar matanya
Perhatikan apakah matanya kerap meliar ke arah perempuan lain yang lalu-lalang ketika berbicara. Jika ya jawabnya, dia bukanlah calon yang sesuai buat kamu.

7-Terbatas pergaulan
Sebagai lelaki dia tahu dia tak mudah jadi fitnah orang, tapi dia tak amalkan cara hidup bebas.

8-Rakan pergaulannya.
Rakan2 pergaulannya adalah mereka yang sepertinya.

9-Bertanggungjawab
Rasa tanggungjawabnya dapat diukur kepada sejauh mana dia memperuntukkan dirinya utk parents dan ahli familynya. Jika parentsnya hidup melarat sedang dia hidup hebat, nyata dia tak bertanggungjawab

10-Tenang wajah
Apa yg tersimpan dalam sanubari kadang2 terpancar pd air muka. Wajahnya tenang, setenang sewaktu dia bercakap dan bertindak.

Berbahagialah kamu jika diintai calon yang demikian sifatnya..."

21 Pedoman Buat Wanita...

1. Terima Lelaki agar Dia Menerima Anda

Mungkin tiada perkataan yang lebih sesuai untuk menyatakan ini selain dari *Terimalah lelaki sebagai sediakala*. Terima dia sebagai lelaki. Yang penting untuk anda mengetahui ialah mengenai lelaki, bukan mengubah lelaki. Jika anda mahu mengubah personaliti lelaki yang menjadi kekasih anda atau suami anda, dia mungkin akan menjadi insan yang lain, yang mungkin tidak anda sukai, dan tidak menyukai anda.

2. Fahamilah Lelaki Agar Dia Memahami Anda

Cuba memahami perangai sedia ada pada seorang lelaki dan menyesuaikan perangai itu dengan diri anda, adalah lebih baik dari cuba mengubahnya dan beranggapan bahawa ianya tidak sesuai dengan anda. Asalkan perangai itu tidak bertentangan dengan kehendak agama dan kesopanan budaya. Dengan cara itu lelaki akan cuba memahami anda dan menyesuaikan dirinya dengan diri anda.

3. Berubah Untuk Menikmati Perubahan

Sekiranya anda mahu mengubah perangai lelaki, malah perangai sesiapa pun, anda tidak akan mampu berbuat demikian. Kerana insan itu sendirilah yang akan mengubah perangainya jika dia mahu. Anda cuma boleh memujuk dan mempengaruhinya agar berpihak kepada anda. Anda sendiri perlulah sanggup berubah kepada perangai yang lebih baik untuk membolehkan seseorang lelaki berubah memperbaiki dirinya.

4. Sanggup Memberi Untuk Menerima

Di atas segala-galanya, apa yang penting untuk anda lakukan ialah sanggup memberi lebih banyak dari yang anda sanggup terima dari seorang lelaki. Dengan itu, anda mungkin akan menerima lebih banyak dari yang sanggup anda beri.

5. Percaya Untuk Dipercayai

Sekiranya anda tidak mempercayai lelaki, janganlah anda harapkan lelaki itu percaya kepada anda. Hidup ini meminta pada yang ada, merajuk pada yang sayang. Untuk membuat orang lain percaya kepada anda bukanlah perkara mudah, bagi menyebabkan orang lain tidak percaya pada anda bukanlah payah.
Apabila dia sudah tidak percayakan anda, amat sukar pula untuk dia mengubah pendiriannya.

6. Menangkan Lelaki Untuk Menang

Mengenal lelaki bukanlah untuk mengalahkan lelaki., kerana dalam kehidupan suami isteri, sepatutnya sama-sama menang dalam semua aspek kehidupan. Dalam satu perkahwinan ada dua kuasa, pertama kuasa suami, kedua kuasa isteri. Kuasa suami adalah memulakan dan meyuarakan. Kuasa isteri adalah sama ada bersetuju atau tidak. Sekiranya kedua-duanya menyalahgunakan kuasa, maka rumahtangga akan menjadi porak-peranda. dari itu rujuklah kepada agama untuk menghalusi apakah yang boleh dilakukan dan apakah yang dilarang.

7. Sifat Negatif Membuahkan Kesan Negatif

Ramai wanita yang mencabar dan celupar terhadap suaminya. Ramai juga yang bersifat pendesak, terlalu banyak meminta, merendah-rendahkan suaminya, membandingkan suaminya dengan lelaki lain, dan memaki hamun suaminya. Sekiranya anda bersifat sedemikian, walaubagaimana kenalpun anda kepada suami anda, anda bukanlah seorang wanita yang bijak. Andalah yang mungkin menjadi sebab mengapa suami anda merasa tertekan, tidak selesa, banyak berdiam diri, selalu masam muka dan sebagainya lagi yang tidak menyenangkan diri anda. Andalah yang patut berubah.

8. Bertanggungjawab Akan Menikmati Kesan Tanggungjawab

Sebenarnya tanggungjawab wanita terhadap suaminya tidak akan berubah walaupun dunia ini menjadi semakin maju. Begitulah juga tanggungjawab suami kepada isterinya. Selagi anda menjalankan tanggungjawab anda dengan sempurna sebagaimana yang digariskan olah agama, anda tidak perlu risau apa pun. Allah akan menempatkan anda dipihak yang benar, dan anda tidak akan rugi apa-apa.

9. Kritikan Akan Membuahkan Kritikan

Kritikan merbahaya kerana ia menjadikan lelaki itu defensif dan sedaya upaya ingin mempertahankan dirinya. Ia bahaya kerana melukakan nilai diri lelaki., menjejaskan rasa kepentingan dirinya, dan menyebabkan dia rasa kecewa kepada anda dan mungkin akan mengkritik anda pula.

10. Beri Lelaki Apa Yang Dia Mahu

Dia akan melakukan apa sahaja untuk anda dan memberi apa yang anda mahu. Ada dua perkara besar yang dimahukan oelh manusia iaitu (1) Kehendak Seks dan (2) Kehendak untuk menjadi penting. Setiap orang dewasa mahukan kesihatan, makan, tidur, wang, kepuasan seks, anak-anak yang terjaga, rasa dipentingkan dan hidup yang bahagia dunia akhirat. Berilah lelaki apa yang dia mahu dan apa yang boleh anda berikan.

11. Tunjukkan Minat Tulen Terhadap Lelaki

Dia akan menunjukkan minat terhadap anda. Dengar apa yang ingin dikatakannya, walaupun ianya tentang dirinya sendiri atau mengenai kerjanya, ataupun kesukaannya. Lebih berminat anda padanya, maka lebih berminatlah dia kepada anda.

12. Senyuman Itu Tanda Kasih Yang Tidak Perlu Dibayar

Anda tidak perlu membayar apa-apa utnuk senyum pada lelaki yang anda kasihi.

Dia akan senyum kembali pada anda. Betapa nikmatnya senyuman yang dilemparkan kepada anda itu, begitu jugalah nikmat yang dirasanya apabila anda senyum padanya. Senyuman menyebabkan lelaki suka pada anda.

13. Panggilah Lelaki Dengan Panggilan Manja

Sebagaimana anda mahukan lelaki memanggil anda dengan nama yang baik dan nada yang lembut, begitulah pula lelaki. Dia mahukan anda memanggilnya dengan lembut, merdu dan manja, sesuai dengan sifat anda sebagai wanita.

14. Hormati Dia Sebagai Lelaki

Dia akan menghormati anda sebagai wanita. Jika anda berusaha untuk memahami sikapnya dan bertolak-ansur dengannya, dia juga akan melakukan perkara yang sama terhadap anda. Wanita patut menghormati lelaki yang menjadi suaminya, dan memberi penghormatan tidak akan merendahkan kehormatan diri sendiri, malah menjadikan diri lebih terhormat.

15. Dengarlah Dengan Baik

Antara masalah besar dalam rumahtangga ialah apabila masing-masing suami isteri tidak mahu berbincang secara terbuka. Dengarlah dengan baik apa yang diperkatakan oleh lelaki, nescaya dia akan mendengar pula apa yang ingin anda katakan.

16. Bercakaplah Tentang Apa Yang Disukai Lelaki

Lelaki tidak suka mendengar celoteh wanita, mengenai hal-hal remeh-temeh yang biasanya diceritakan oleh wanita kepada wanita. Lebih baik bercakap perkara yang menjadi kesukaannya dan berkaitan dengan minat anda untuk membantu kerjayanya atau membantu mempertingkatkan ekonomi rumahtangga.

17. Katakanlah Bahawa Dia Penting Dalam Hidup Anda

Dia akan menganggap anda penting dalam hidupnya. Antara kesilapan wanita ialah suka merendah-rendahkan suaminya, atau menganggap bahawa sekiranya perceraian berlaku, ramai lelaki yang lebih baik seikapnya dan sifatnya yang sanggup menjadi suami. Mungkin begitu jugalah suami anda berfikir mengenai anda.

18. Jangan Katakan Penyesalan Mengahwininya

Apabila anda menyatakan penyesalan mengahwini suami, suami anda akan menyesal mengahwini anda, walaupun dia tidak menyatakannya. Menyatakan penyesalan berkahwin menunjukkan pendeknya akal anda dan lemahnya anda dalam menghadapi dugaan hidup. Sepatutnya anda berusaha untuk merasa gembira mengahwini suami anda.

19. Elakkan Pergaduhan

Ada wanita yang menunggu-nunggu saat suaminya menegurnya atau menasihatkannya, kerana dia sudah sedia dengan peluru-peluru tohmah dan kejian serta airmatanya. Untuk mengelakkan kejadian yang tidak diingini berkaitan rumahtangga, elakkan pergaduhan, dan janganlah anda pula yang memulakannya.

20. Jangan Menyalahkan, Minta Maaf Bila Bersalah

Sekiranya anda sukar meminta maaf atas kesalahan anda, dan sebaliknya amat suka mencari kesalahan lelaki, dia akan menganggap bahawa anda adalah seorang yang keras kepala dan keras hati, sukar dibentuk. Lebih buruk lagi dia mungkin merasa bahawa dia telah gagal membentuk diri anda sebagai isterinya, dan mungkin bersebab dari itu, dia cuba mencari jalan keluar.

21. Hidup Bukan Hanya Di Dunia

Banyak masalah timbul kerana manusia biasanya bertindak dengan akal yang sempit dan tindakannya berbentuk keduniaan. Kejayaan anda di akhirat adalah bergantung kepada betapa baiknya anda kepada suami anda dan betapa bereskah tanggungjawab anda terhadapnya

Sunday, February 06, 2005

Suka Duka Perkawinan

Setelah cita-cita untuk berkahwin tercapai, ia bukan la menjamin kebahagiaan seseorang.

Sebaik selesai diijabqabulkan, di sini bermula ‘cabaran-dugaan-masalah’.
Bagaimana menjaga sensitiviti pasangan masing-masing, mertua, tanggungjawab, ekonomi dan seribu satu macam masalah lagi...

Jangan menafikan ini semua!

Hanya pasangan yang tabah, sabar, berwawasan dan yakin sahaja sanggup menghadapi dugaan serta masalah tersebut dan akan terus melayari bahtera mereka hingga ke akhir hayat...
Tidak kurang juga pasangan yang kecundang, karam dan lemas...
Ini disebabkan kelemahan jiwa mereka...

Di saat itu, mereka memerlukan orang ketiga sebagai penasihat...
Dan berhati-hatilah mencari penasihat, kerana TERkadang, penasihat juga boleh menjerumuskan ke arah kehancuran rumahtangga tersebut.
Jangan ambil penasihat yang berciri BATU ASAH...

Pendapat soul, (serlahkan pendapat anda juga), ‘ perkahwinan itu sendiri’ “mengambil masa” untuk ‘proses penyesuaian’ antara lelaki dan wanita.’
Selagi kita tidak tinggal sebumbung, jangan sesekali kita katakan kita sudah cukup kenal seseorang...

Sesetengah orang berpendapat, mereka perlu mengenali pasangan mereka sebelum menikah...Dengan kata lain "bercinta dulu..."
Ada yang berjaya dan ada yang masih gagal mengenali pasangan mereka.

Ada perkahwinan yang terjadi tanpa pernah berlaku pertemuan atau perkenalan...
Ada yang berjaya dan ada juga yang gagal...

Kebahagiaan sesebuah mahligai, tidak datang menggolek...
Kebahagiaan rumahtangga perlu dipupuk...

Semuanya terletak kepada ANDA, ‘suami dan isteri’, bagaimana mengemudikan bahtera rumahtangga tersebut…

Setiap pasangan meng’impi’kan pasangan yang akan memenuhi naluri atau impian mereka.
Aku juga tidak terkecuali dengan impian itu...

Sebelum aku melangkah ke gerbang perkahwinan, aku meng’angan’kan suami yang BERIMAN, (bagiku, kalau dah beriman yang lain-lain akan lahir la, bertanggungjawab, sabar, pengasih, timbang rasa, tolak-ansur, persefahaman, cemburu dan jenaka.)

Sebaik cincin disarung ke jarimanisku, ingin saja aku berbisik kepadanya,

“Abang, andai abang impikan mahligai kita bahagia, semaikan keiman kepadaku dan anak-anak, bajai dengan kasih sayang, siramilah dengan persefahaman, belailah dengan tolak-ansur, renjiskan sedikit api cemburumu dan gemburkan dengan jenakamu...”

Tapi sayang, aku tidak berpeluang berbuat demikian...

Membentuk keluarga bahagia bukan la semudah kita melafazkan, “ Aku mahu keluarga bahagia.”

Sesiapa sahaja menginginkan keluarga bahagia. Tahukah kalian, rumahtangga bahagia ‘tidak ujud’ hanya dengan kata-kata...
Ia memerlukan kesabaran, usaha dan yang paling utama pengorbanan...
Pengorbanan suami-isteri ke arah itu...

Kesungguhan suami-isteri membentuk keluarga bahagia memerlukan ilmu (teori).
Ilmu bukan setakat teori sahaja, tetapi untuk di praktikkan!

“Rata-rata kita lihat lebih teori dari praktikal”

Rumahtangga bahagia, keluarga harmoni adalah cita-cita aku dan aku ingin merealisasikan sampai bila-bila...kerana aku berpendapat, keharmonian itu bermula dari rumah...
“Rumahku, Syurgaku.”

Kekadang kaum wanita terpaksa beraksi pelbagai cara, kekadang bersopan-santun, kekadang tunjukkan ketegasan..

Ingatlah perpatah ini “ LEMBUT WANITA BUKAN UNTUK DIPULAS...”

Kalau terpaksa berkeras, jadi la sekeras waja, kerana waja itu masih boleh di tempa...
Jangan kau jadi sekeras batu…kerana batu tidak mudah untuk dibentuk...
Ada masa kau perlu menunjukkan PENDIRIANmu...

Kebanyakan lelaki dambakan wanita ‘cerdik’...
Cerdik bukan hanya kerana ijazahnya kelas pertama..tetapi cerdik untuk menguruskan hal ehwal pentadbiran rumahtangga...
Cerdik dalam membuat keputusan bila suami dalam kebuntuan...
Cerdik mendidik anak-anak,
Cerdik dalam ‘argument’ dan lojik….
Jangan hanya jadi ‘pak turut’…

Wanita pula dambakan lelaki yang ‘ alert’...
Jangan setelah melakukan kesilapan baru mengaku TERsilap...
Lelaki hendaklah cekap dalam menangani masalah...
Jangan biarkan masalah menjadi ‘api dalam sekam...’
Bila parah, baru hendak bertindak...Saat itu mungkin sudah TERlambat, kerana ‘sekam’ telah menjadi abu dan tidak dapat diperbetulkan lagi keadaan...

Wahai wanita yang dipanggil isteri, taatlah suamimu selagi dia tidak menyekutui Allah dan RasulNya...
Wahai lelaki yang dipanggil suami, jangan e***** menyusahkan isterimu, selagi isterimu tidak menderhaka kepadamu, Allah dan RasulNya...

‘Beriman dan bertanggungjawab’ memainkan peranan yang penting dalam rumahtangga...
Dan, jangan sesekali menuntut “suami” sahaja, atau “isteri” sahaja memainkan peranan...
Sebenarnya, peranan itu untuk kedua-dua pihak..."suami-isteri.”

Itu la taarif “perkongsian hidup”...Peranan kedua-dua.
”Kongsi kasihsayang, tanggungjawab, kesetiaan dan seribu macam yang berkaitan dengan hubungan kedua insan yang bernama ‘suami dan isteri...’

‘Teori’ jangan hanya untuk mencari kelemahan pasangan kita...
TETAPI kedua-dua pihak WAJIB menunjukkan keIMANan dan TANGGUNGJAWAB masing-masing...
(‘menunjukkan’ di sini bukan bermaksud untuk dibangga-banggakan TETAPI sebagai AMALAN -PRAKTIKAL)

Contohnya: Jika suami leka menonton bola dan melambatkan sembahyang. Isteri WAJIB beri peringatan...
Begitu la sebaliknya jika isteri pula leka...

Aku ingin berpesan kepada wanita, sebagai isteri, jangan sesekali gentar atau takut untuk memperingati KELALAIAN suami...
Biar dia marah kita, katakan, ‘Allah lebih marah perbuatanmu...’
Dan, katakan ‘kita hanya takut kepada kemurkaan Allah...’
Jika suami itu seorang yang beriman, pasti dia akan tersedar dan ber’terima kasih’ kerana menyedarkanya dari kelalaian itu...
Tetapi kalau suami yang ego, pasti terdapat bantahan...Biarkan dia berbantah...
Sekurang-kurangnya, tanggungjawab kita sebagai isteri untuk memberi peringatan telah kita laksanakan...

Sabda Rasulullah SAW:
“Wahai suami, didiklah isteri dan anak-anakmu, kerana semua itu dibawah pimpinanmu dan di akhirat nanti, e***** akan dipersoal terhadap kepimpinanmu…”

Suami dan isteri adalah watak utama dalam pentas rumahtangga dan mereka perlu “berganding bahu” dengan utuh untuk membentuk ‘keluarga bahagia...’
Jangan sesekali ‘suami’ menunding kepada ‘isteri’ atau ‘isteri’ menunding kepada ‘suami’ bila berlaku atau terjadi kesilapan dan kelalaian, kerana jika salah seorang mereka ‘sedar’ terjadi kelalaian tersebut, kenapa tidak ‘diberi peringatan’ kepada pasangan kita?

Manusia sentiasa alpa...

Di sini ilmu amat penting...
Didik dengan lemah-lembut, tetapi ‘tegas’ atau ’keraskan’ suaramu jika terdapat KEDEGILAN di situ...
Jangan biarkan ‘dia’ mempermainkan perintah Allah SWT!

Alam perkahwinan itu ‘amat manis’...semanis berbulan madu, tetapi menjadi ‘amat pahit’...sepahit hempedu, jika pasangan tidak memainkan peranan yang sepatutnya seperti Allah telah tetapkan dan dipratikkan oleh RasulNya...

Kita tidak mungkin menjadi isteri/ibu, suami/ayah yang ‘perfect’...tetapi memadai, “tanggungjawab” kita tunaikan sebaik mungkin untuk pasangan kita dan anak-anak...

Cuba tunaikan HAK pasangan kita pun dah cukup..HAK isteri dan HAK suami...

Dan pesanan terakhir, “Jangan biarkan pasangan anda tidur sebelum berdamai, kerana tidur dalam keadaan perasaan TERTEKAN begitu tidak merehatkan rohani dan jasmani…dan lagi, bimbang kekalau di taqdirkan Allah...pasangan anda meninggal dalam tidur...kot-kot anda menghadapi tekanan jiwa yang teruk pulak...”

Thursday, February 03, 2005

"Belajar daripada orang bijak"

"HIDUP bukan sekadar menunggu mati meskipun ajal dan maut tetap
menanti". Hidup jangan terlalu memikirkan masa hadapan kerana ia akan
menjadi racun kepada pemikiran. Rebutlah seberapa banyak peluang yang
ada pada hari ini. Pastikan setiap saat yang berlalu tidak sia-sia.
Kalau kita pelajar, belajar bersungguh-sungguh dan andainya kita
pekerja, jadilah pekerja yang berdaya maju. Belajar, berusaha, berdoa
dan bertawakal untuk mencapai kejayaan.

Belajar daripada orang yang bijak. Seseorang itu jahil sekiranya dia
berpuas hati dengan hujah orang jahil. Siapakah orang bijak?
Sesungguhnya dia adalah orang yang di dalam hatinya sentiasa mengingati
saat-saat kematian, mereka sentiasa takut untuk melakukan
perkara-perkara sumbang. Siapakah orang yang jahil? Dia ialah orang
yang sentiasa memikirkan yang dia akan hidup selama-lamanya.

Justeru, janganlah kita lagukan lagi irama sendu. Nyanyikan lagu-lagu
kejayaan. Lemparkan gerhana bulan ke lautan dan berikan SENYUMANMU yang
paling manis sepanjang zaman.

JANGANLAH kita memandang rendah erti persahabatan, kerana dalam hidup
ini kita tidak mampu melangkah seorang diri tanpa seorang sahabat.

DUA sahabat yang sejati akan selari dalam apa jua bidang yang diceburi,
dan saling memahami antara mereka.

TERLALU sukar menjalin persahabatan kerana ia adalah pertautan hati
bukan pertautan fikiran, lebih-lebih lagi bukan hubungan kebendaan
semata.

TEMAN ketawa bagaikan air di daun keladi walau tercurah tak berkesan
TAPI sahabat sejati bagai air lalu walau dicincang ia tak mungkin kan
putus.

PERSAHABATAN yang akrab tidak akan dapat dipisahkan melainkan dengan
kematian.